Ilustrasi rudal. |
Jakarta – Rudal Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) milik Amerika Serikat yang diuji coba pada Maret diklaim memiliki teknologi namun tetap efisien.
Sebelumnya, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), Air Force Research Lab (AFRL), Lockheed Martin (LMT) serta tim Aerojet Rocketdyne (AJRD) berhasil menguji coba rudal HAWC hingga mencapai kecepatan lebih dari Mach 5 pada ketinggian lebih dari 65.000 kaki.
“Proyek kami dengan DARPA dan AFRL pada program HAWC menunjukkan bahwa sistem Hypersonic Air-breathing adalah solusi hemat biaya untuk mengatasi ancaman yang muncul dengan cepat di arena keamanan global,” kata John Clark, wakil presiden dan manajer umum Lockheed Martin Skunk Works® dikutip dari prnewswire, sebagaimana dikutip CNNindonesia.com.
“Keberhasilan uji terbang ini adalah bukti bahwa kemitraan yang kuat antara pemerintah dan industri adalah kunci untuk memecahkan tantangan tersulit bangsa kita dan memungkinkan kemampuan baru untuk melawan ancaman terhadap AS dan pasukan sekutu,” imbuhnya.
Dengan kemampuan lima kali kecepatan suara (Mach 5), rudal jenis ini berpotensi untuk melakukan operasi militer dari jarak yang lebih jauh dengan waktu respons yang lebih pendek. Selain itu, alutsista ini menawarkan peningkatan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem yang ada saat ini.
Dilansir Global Security, HAWC mampu melakukan penerbangan hipersonik yang efisien. Memakai mesin pendorong bertenaga scramjet hidrokarbon, rudal ini memungkinkan penerbangan hipersonik yang terus-menerus pada suhu tinggi.
Pada intinya, dikutip dari situs DARPA, sistem semacam itu dapat memberikan hasil yang signifikan untuk operasi serangan ofensif AS di masa depan yang efektif dan terjangkau, terutama ketika musuh meningkat.
HAWC juga berencana untuk menggelar demonstrasi penerbangan untuk mengatasi tantangan di tiga, yakni kelayakan, efektivitas, dan keterjangkauan. Sejauh ini, hal-hal yang dianggap menjadi keunggulan HAWC antara lain:
1. Konfigurasi alutsista udara canggih yang mampu melakukan penerbangan hipersonik yang efisien
2. Mesin pendorong bertenaga scramjet hidrokarbon untuk memungkinkan penerbangan hipersonik berkelanjutan
3. Sistem pengelolaan tekanan panas yang memungkinkan penerbangan pada suhu tinggi
4. Desain sistem dan pendekatan manufaktur yang terjangkau
Selain digunakan pada rudal, teknologi HAWC juga dipakai pada platform udara hipersonik yang dapat digunakan kembali, seperti roket luar angkasa. Program HAWC ini memanfaatkan kemajuan yang dibuat oleh program Falcon, X-51, hingga HyFly.
Rudal HAWC ini sendiri diucji coba Amerika Serikat secara diam-diam pada pertengahan Maret. Paman Sam merahasiakannya agar tak memancing amarah Rusia yang tengah menggelar invasi di Ukraina.
Salah satu pejabat Pertahanan AS mengatakan bahwa rudal HAWC itu berhasil diluncurkan dari pesawat pengebom B-52 pada Maret. Hal ini merupakan kali pertama kalinya bagi AS berhasil melakukan uji coba rudal buatan Lockheed Martin tersebut.(*)